Sunday, April 30, 2017

Kepribadian Ganda

 Apakah benar bahwa setiap dari manusia hanya memiliki satu kepibadian? Atau bahkan lebih dari satu? Hingga puluhan?
***
Seseorang pernah berkata, “Orang tua adalah anak kecil yang malu, sok membawa kehormatan untuk melakukan hal-hal yang dianggap nyleneh alias kekanak-kanakan.”. dari ungkapan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua atau manusia dewasa beranggapan bahwa mereka sudah pernah menjalani pahit manis kehidupan, mereka telah berpengalaman dijalan ini ( : hidup). Padahal, bisa saja orang tua atau manusia dewasa melakukan tindakan yang selayaknya hanya dilakukan oleh anak kecil dalam kondisi dan situasi yang sepi. Atau justru ada kepribadian lain yang memainkan peran terhadap tubuh orang tua atau manusia dewasa tersebut.
***
Pertanyaan selanjutnya, apakah kedewasaan merupakan pencapaian dari suatu kepribadian?
***
Lalu, bagaimana awal kemunculan kepribadian ganda? Apakah dari tokoh-tokoh yang dikagumi yang dibaca lewat komik, atau buku biografi, mungkin saja tokoh khayalan dalam imajinasi?
***
Bagaimana penjelasan dari seseorang yang sedari pagi bertingkah, baik tindakan maupun tutur kata, selayaknya orang tua. Dalam arti, orang tersebut penuh dengan wibawa, setiap ucapnya tidak sedikitpun tanpa makna. Tetapi, dimalam hari orang tersebut bertingkah aneh, dia kemudian kehilangan ketenangannya, berprilaku lebih enerjik, penuh aksi, bicara tanpa berhenti. Apakah perubahan seperti itu hanya sekedar disebabkan oleh suasana hati atau mood? Atau inikah yang disebut dengan kepribadian ganda?
***
Dan. Apakah hanya orang yang mendekati ‘dewa, yang mampu mengontrol emosi, kejiwaan, ketenangan batin dan sebagainya tentang psikis adalah orang yang dikatakan memiliki kepribadian tunggal?
***
What’s your answers?

Thursday, April 13, 2017

Lelaki Sendiri

Di gerbong kereta kala itu. Aku sendiri dibelakang pintu, yang sedikit terbuka.

Ada yang berbeda. Suara laju kereta. Tiupan angin. Hingga sesuatu membangunkanku dari lamunan.

Gerbongnya bergonjang. Lantas, aku berdiri dan kembali pada kursiku semula.

Terasa tak seperti biasanya. Kereta berjalan lambat. Tak sampai-sampai. Sampai ku jenuh.

Aku berdiri lagi dari kursi. Melangkah membelakangi. Menuju gerbong kantin. Untuk memesan segelas kopi.

Kopi ini ku jaga. Padahal aku memesannya hangat. Karena alasan kurang pas jika tanpa rokok. Aku mengempatnya.

Pas! Belum juga keburu dingin. Kereta berhenti. Masinis beristirahat, mungkin dia makan malam. Ku seduh saja kopi di tangan.

20 menit berlalu. Himbauan kembali masuk ke dalam gerbong, menggema seantero stasiun. Aku masuk.

Perjalanan kurang lebih, 3-4 jam lagi. Ini sudah setengah jalan. Aku hanya memandangi dibalik jendela.

Hingga waktu pun berlalu. Akhirnya tiba juga.

2 tahun yang lalu.

Monday, April 3, 2017

Sudah...

Aku telah sudah
Jangan panggil
Tak perlu sebut

Besok itu susah
Beberapa kali. Tak sampai hitung jari,
Hadir temu

Sudah
Jangan diungkit
Nanti sakit

Terus saja jalan
Perlahan pun lupa
Sudah, ya...