Aku masih ingat,
Aku kaku waktu itu.
Saat kamu memandangku hikmat,
Tajam tanpa satu kedipan.
Sampai-sampai, ucapanku nglawur.
Aku berhenti bicara.
Dan, satu per sekian detik,
Kita saling menatap, menangkap kedua bola mata.
Ada yang tak biasa.
Mungkin kamu juga rasa.
Aku hanya memandang bibirmu bergerak. Coba memecah kebuntuan.
Sayangnya, aku tidak memperhatikan,
Dan bodoh,
Penuh angan-angan.
Kamu pun diam tiba-tiba.
Tersenyum kemudian, melihat mimik wajahku yang kaget, terbangun dari lamunan.
Dalam hati mungkin kamu bertanya, "Hayo, melamunkan apa?"
Bukan, singkat jawabku.
Tapi kamu tetap tersenyum, malah tertawa..
Aku kaku waktu itu.
Saat kamu memandangku hikmat,
Tajam tanpa satu kedipan.
Sampai-sampai, ucapanku nglawur.
Aku berhenti bicara.
Dan, satu per sekian detik,
Kita saling menatap, menangkap kedua bola mata.
Ada yang tak biasa.
Mungkin kamu juga rasa.
Aku hanya memandang bibirmu bergerak. Coba memecah kebuntuan.
Sayangnya, aku tidak memperhatikan,
Dan bodoh,
Penuh angan-angan.
Kamu pun diam tiba-tiba.
Tersenyum kemudian, melihat mimik wajahku yang kaget, terbangun dari lamunan.
Dalam hati mungkin kamu bertanya, "Hayo, melamunkan apa?"
Bukan, singkat jawabku.
Tapi kamu tetap tersenyum, malah tertawa..
No comments:
Post a Comment