Hari pertama dikost-an
Kereta berjalan lambat namun seiring jalannya waktu, kecepatan kereta pun bertambah. Udara dingin menemaniku dengan pelukan yang membuatku menggigil. Ditambah suhu yang didinginkan air conditioner, hampir tak kuasa ku menahannya. Lelah seketika mendera, ketika barang bawaan yang begitu banyak dibawa dengan penuh paksaannya. Kami tiba di Stasiun Madiun pukul 2.30 WIB. Duduk sejenak dan berusaha mengusir letih, namun justru kami terusir oleh Pak Satpam yang berlaga lemah lembut dihadapan kami. Terpaksa kami enyah dan pergi menjauh. Memang sudah peraturannnya, dan hanya 15 menit saja para penumpang diperbolehkan sejenak berhenti.
Kami keluar, terasa udara panas membakar kulit. Banyak para penjual jasa yang menawarkan jasa mereka, dari tukang becak, ojek, taksi, hingga mobil pribadi. Kami memilih mobil pribadi. 20 menit kami sampai di tempat kost. Hening, lalu terdengar suara adzan subuh. Ibu kost bernama Ilyas, Simbah Ilyas, begitulah para penghuni kost memanggilnya, datang lalu membukakan pintu. Kami ambil barang bawaan lalu kami bawa ke kamar kost yangsebulansebelumnya sudah di booking. Suara iqomah mensudahi kerja kami subuh itu. Ku ambil wudhu, lalu kulaksanakan apa yang telah menjadi kewajibanku.
Fajar menyingsing menyilaukan mata. Sapaan salam dari tetangga kost, Pak Topan, begitu orang tinggi berkulit coklat berambut sedikit botak mengenalkan diri. Kami jawab salamnya, dihidangkan dihadapan kami segelas the hangat untuk tiga orang. Kami pun keluar, menghormati penghormatan mereka. Ya seperti ciri khas orang ketimuran. Begitulah kami orang timur. Kami berbincang, mencoba untuk saling mengakrabi, tak terasa rasalapar mendera, prut ku bergeta dan bunyi, kereoncongan, begitulah istilahnya.kami pun mohon izin untuk keluar, cuci maa sekaligus mencari udara yang lebih segar. Setelah makan sarapan, pukul 8.00 WIB aku berangkat ke Politeknik Negeri Madiun tempatku nanti mencangkul ilmu, dan inilah alasan ku disini sekarang dan hingga nanti.
Aziz, teman pertama yang ku kenal di Kota Madiun ini, aku berkenalan dengannya ketika ia kebingungan lalu bertanya kepedaku. Aku pun menjawab sebisaku dengan logat Tegalku yang belum mampu tergantikan. Aku menjadi lebih akrab, beruntungnya lagi dia satu kelas denganku. Sau pasukan yang nanti tanggal 1 September 2014 akan diadakan PKMB, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru, atau ospek istilahyang terkeknal di masyarakat. Ketika pemberian arahan selesai,aku bingung harus pulang dengan siapa,sedangkan ketika berangkat aku ikut Pak Topan yang notabennya beliau bekerja disitu, sedangkan saat acara pengarahan selesai Pak Topan pasti belum selesai dengan pekerjaannya. Tapi Aziz teman yang baru ku ketika dimomen tadi, berbaik hati dan mau mengantarkanku hingga tempat kost-an ku. Ku ucapkan banyak terimakasih seusainya. Suatu momen yang indah bukan?
Aku terlelap dalam tidur disiang hari, sedang ayahku memperbaiki kamar kost ku yang sedikit kurang baik. Setidaknya menghilangkan sedikit rasa lelah yang mendera. Namun ketika kami harus berpisah, sedih rasanya, namun memang aku terkadang menginginkan hal seperti ini. Jauh dari orang tua dan berusaha hidup mandiri. Kini kesedihan itu menciderai hati.rasanya begitu sepi. Walaupun ku akui sangat membosankan dirumah, sangat menyebalkan melihat pola tingkah laku ayah dan ibu yang terkadang kekanak-kanakan, bahkan sering kali tidak bisasalingmengontrol emosi meraka masing-masing. Namun kini, kurasakan begitu sepi tanpa mereka,seakan aku belum siap, namun inilah waktu yang tepat. Kini yang ku lakukan, berusaha menyibukan diri. Agar tak memikirkan kesendirian dalam sepi ini. Aku harus kuat, dan aku yakin aku kuat, ya aku kuat..dan aan kulalui semuanya
16.11 WIB, Sabtu, 23 Agustus 2014
No comments:
Post a Comment