Tuesday, February 2, 2016

Rasa Sesal


"Rasa sesal didasar hati diam tak mau pergi..
Haruskah aku lari dari kenatan ini.
Pernah ku mencoba, tuk sembuni
Naun senyummu tetap mengikuti."

Lag, lagu berjudul Yang Terlupaan dari Iwan Fals meski yang ku putar merupakan cove dari Anggia Anggun, berulang kali ku putar, direpeat 1x dari ratusan lagu yang terdaftar di playlist.

Entah darimana legendanya kok ya obat selain obat kimia, p*il k*ita kek atau yang chinese chinese, obat capek. Capek hati, fisik, pikiran dan males gerak, lagu. Iya, kok ya lagu bisa aja jadi obat capek komplikitit tadi.

Tapi sumpah,seruangan diluar kamar kos bau ini kedengeran roke-roke pales ga jelas. Entah apa yang sedang melanda, memerangi seisi ruang hati yang kosong dan terisi sesak. Seperti terjebak, terjebak nafsu asmara, membuat collaps benak.

Cinta. Semua manusia diberi hak untuk mendapatkannya dan memberinya. Namun apa yang salah. Namun, mengapa senyummu tetap mengikuti.

Senyum banyak wanita-wanita hebat pemberi semangat kepadaku yang mulai hidup tak sehat. Iman melarat, keuangan sekarat, kuliah diindikasi berkarat.

Justrulah tuan sendiri yang sampai bisa gila berkurang kasih dan sayang.

Jangan, sebenarnya. Bukankah dilarang, haram! Apalagi keadaan tuan sekarang. Ujung tombak keluarga. Anak lelaki satu-satunya. Kelak pun berkeluarga. Dituntut menjaga nama. Belum lagi sudah berapa banyak buah jangung jika keringat ayah ibu tuan sebiji jagung. Kan masih dibiayai dan pumpung masih mau membiayai. Lihat tuh yang dibidik menyelesaikan misi, bidik misi. Bukan berarti enak dakasih uang eh kuliah juga gratis. Lihat latar belakangnya dulu. Mungkin sudah berhektar-hektar kebun jagung jika keringat orang tua mereka yang dibidik menyelesaikan misi dalam bekerja.

Kudu akeh syukure! Lha maka dari itu. Ingatlah nak. Kalau kau begini, anakmu menjadi karmamu, lho!

Lagian sekarang tuan seorang pemimpin di organisasi. Lha kok aleman, manja sampai gila kurang disayang dan terkasihi.

Ya kalau capek. Ingat raut wajah ibu. Sudah menghitam penuh goresan goresan kasar terik mentari yang memanggang.

"Ayaam.. Ayaaamm, spesial diskon, harga daging lagi turun.." coba bayangin. Meski kenyataannya ngga begitu. Tapi cobal bertepa salira mengkhayalkan lelahnya!

Bapakmu juga sudah capek bolak balik 60km dari rumah ke Bojong. "Pelajaran hari ini kita akhiri sampai disini." Dengan letih berpuasa lelah, bersedih.

Sudahlah. Cinta, rasa nyaman itu jebakan. Apalagi didalam organisasi kan?! Biarkan wanita-wanita hebat yang sempat membuat semangat, mereka minggat dari sanubari hati terdalammu.

Waktunya berjuang. Untuk akhirat, untuk hidup bahagia dunia tanpa melarat.

Ingat ikrar manismu yang dulu! Jangan terhasyut rayu gasyut!

No comments:

Post a Comment