Bukan senja, hanya fajar. Bukan pula gerhana mata dari hari yang pagi tadi hitam sempurna. Foto yang menurut pandang mata berkaca menahan senyum lantaran … , indah. So wild and so pure. Atau, sedang mabuk dua botol cinta.
Fajar mengawali terang. Mengakhiri petang. Menurutmu aku menahan senyum lantaran terluka. Bisa jadi, iya. Dan semoga sejingga fajar, hadirmu ditengah gelap, menuju terang.
Semoga bukan sekedar bualan bocah pandai berlidah lalu dituliskan. Aku senang menulis. Aku suka kau baca. Ku harap, aku yang melebih-lebihkan fakta dengan kefiktifan. Aku bukanlah tulisan yang tak pernah kau baca.
Mungkin banyak yang bosan saat aku bicara. Karena hanya bualan. Omong kosong. Bodoh mencuri hati. Itulah mengpa aku menulis, bahkan hingga alam malas mendengar. Karena tak satupun mendengar, itulah mengapa aku menulis. Dan kamu, objek yang indah untuk ku tuliskan.
No comments:
Post a Comment