Saturday, April 30, 2016

Kobaran Api

Setelah membaca hanya baru sebagian halaman novel tokoh seperti di gambar. Dalam nadi mengalir dendam dan kebencian tentang topeng dan kepura-puraan yang menggoda lidah menyebutak seluruh nama hewan dalam hutan. Ingin melepaskannya lalu membiarkan pena menari liar seperti wanita dengan riasan, cantik dipandang, berkebaya dengan dada terbuka, menggunakan jaipong, lekuk tubuhnya dalam menari dirasuki roh halus. Penanya bergerak dengan nurani.

Berbicara dalam hati, hanya dengan mata bisa dipahami. Menceritakan dan membeberkan tentang kebenaran dan kebijakan yang disalah gunakan. Jujur tanpa basa-basi. Tanpa kenisbian. Meski musti menderita sakit hati.

Huuah, tapi tidak mungkin! Sudah belum bisa lagi untuk sekarang. Seperti di lembar kertas kemuning setelahnya. Cinta!

No comments:

Post a Comment